Gagrak Ngayogyakarta: Pesona Tata Krama dan Tradisi yang Tak Lekang Waktu

Ketika berbicara tentang Yogyakarta, pikiran kita sering terbayang suasana kota yang ramah, adat yang terjaga, dan masyarakat yang penuh tata krama. Salah satu warisan budaya yang menjadi ciri khas adalah Gagrak Ngayogyakarta, sebuah konsep hidup yang memadukan keanggunan, kesantunan, dan keteraturan dalam bertindak maupun bertutur kata. Gagrak bukan sekadar gaya atau cara, melainkan cerminan jati diri masyarakat Yogyakarta yang berakar kuat pada tradisi Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Konsep ini lahir dari budaya keraton yang menjunjung tinggi kesopanan, menghargai orang lain, dan menjaga harmoni dalam kehidupan bersama.

Dalam kehidupan sehari-hari, Gagrak Ngayogyakarta tercermin dalam berbagai aspek. Dari segi bahasa, masyarakat menggunakan unggah-ungguh basa Jawa yang disesuaikan dengan lawan bicara, sehingga tercipta rasa hormat dan keakraban. Dari segi sikap tubuh, terlihat pada kebiasaan membungkuk sedikit saat melewati orang, duduk bersila atau bersimpuh dengan sopan, serta menjaga gerak-gerik agar tidak berlebihan. Dari segi penampilan, busana tradisional seperti jarik, kebaya, atau surjan dikenakan dengan rapi pada acara tertentu, memancarkan wibawa dan keanggunan. Semua ini bukan sekadar aturan kaku, melainkan wujud nyata dari nilai kesantunan, keselarasan, keanggunan, dan kebijaksanaan.

Di tengah derasnya arus modernisasi, Gagrak Ngayogyakarta tetap relevan dan menjadi identitas budaya yang patut dijaga. Nilai-nilainya membantu generasi muda mempertahankan etika pergaulan di era global, sekaligus menjadi daya tarik bagi wisatawan yang merasakan keramahan khas Jogja. Banyak keluarga, sekolah, dan komunitas budaya di Yogyakarta yang secara sadar mengajarkan gagrak ini kepada anak-anak sejak kecil, agar tumbuh menjadi pribadi yang santun dan menghormati orang lain. Bahkan dalam dunia bisnis dan pariwisata, penerapan gagrak memberi kesan positif, menciptakan suasana yang nyaman dan penuh penghormatan bagi siapa pun yang berkunjung.

Melestarikan Gagrak Ngayogyakarta berarti menjaga salah satu warisan luhur bangsa. Upaya ini dapat dilakukan dengan membiasakan sikap santun dalam kehidupan sehari-hari, mengajarkan unggah-ungguh bahasa Jawa sejak dini, mengenakan busana tradisional pada momen tertentu, serta menghidupkan kembali tradisi dan upacara adat yang sarat makna. Gagrak Ngayogyakarta bukan hanya tata krama, tetapi roh budaya yang membuat Yogyakarta istimewa. Ia menjadi jembatan antara masa lalu dan masa depan, mengingatkan kita bahwa kesantunan dan keanggunan adalah nilai yang tak lekang oleh waktu, yang akan selalu memancarkan pesona Yogyakarta dari budi pekerti masyarakatnya.

Ditulis oleh : Savira dan Berlian (Mahasiswa PK UNY 2025)