Cerpen : Emak

Dibawah kaki bukit Cibalak sore ini terasa sepi, Tohari sedang meringkuk di balik selimut. Dia tengah merajuk dengan Emaknya. Bapaknya mengetuk pintu berkali-kali tapi tak dihiraukannya.

“Tok…….tok……., Bapak masuk ya nak?” kata Bapak sambil mengetuk pintu.

“Ayo kita makan, dari tadi siang kau belum makan”

“Tak mau, aku tak lapar!” jawab Tohari

“Emakmu masak ikan goreng, ayo kita makan sebelum dingin” kata Bapak merayu Tohari

“Emak dari tadi ngomel terus” jawab Tohari ketus

“Mengomel apa?”

“Emak marah-marah terus dari tadi”  jawab Tohari sambil cemberut.

“Apa kau diomeli karena dapat nilai 5”

“Tak”

“Apa kau diomeli karena minta ayam goreng?”

“Tak”

“Lalu apa?” Tanya Bapak

“Emak memarahiku karena aku lupa shalat zuhur!”

“Memangnya tadi kau kemana?”

“Aku ketiduran pak., tadi aku kecapekan pak., makanya aku tidur” jawab Tohari

“Apa tadi Emakmu sudah mengingatkanmu sebelum kau tidur?”

“Sudah pak”

“Lalu kenapa lupa?”

“Karena aku ketiduran pak!”

“Hidup ini memang penuh dengan godaan nak”

“Bersyukurlah kau masih punya Emak yang mengingatkanmu”

“Memangnya kenapa pak?” Tanya Tohari

“Karena banyak saat ini yang belum mampu menjadi orang tua, tapi sudah berbuat seperti orang dewasa” sambung Bapak.

Ditulis oleh : Bu Berliana Ridhowati, S.Pd., Gr (Guru Akuntansi)